Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat orang lain sedangkan kepuasan adalah ukuran yang dibuat oleh diri kita sendiri.
Kamis, 13 Januari 2011
Kekongruenan
Konsep dari kekongruenan digunakan untuk mempelajari lebih mendalam mengenai konsep dan sifat-sifat dari keterbagian bilangan bulat. Konsep dari kekongruenan dijelaskan pada definisi berikut.
Definisi (Rosen, 1993: 120)
Misalkan n adalah bilangan bulat positif. Jika a dan b adalah bilangan bulat, a dikatakan kongruen dengan b modulo n jika n│(a-b), dalam hal ini ditulis a ≡ b mod n dan a dikatakan tidak kongruen dengan b modulo n jika n ł (a-b).
Ilustrasi dari definisi kekongruenan diberikan pada Contoh berikut.
Contoh
33 ≡ 6 mod 9 karena 9│(33 - 6) = 9│27.
7 tidak kongruen dengan 2 mod 9 karena 9 ł (7 - 2) = 9 ł 5.
Sifat-sifat dari kekongruenan bilangan bulat akan dibahas pada Teorema 1, Teorema 2 dan Teorema 3 berikut.
Teorema 1 (Rosen, 1993: 120)
Jika a dan b adalah bilangan bulat, maka jika dan hanya jika terdapat sebuah bilangan bulat k sedemikian sehingga a = b + km.
Bukti
Jika a ≡ b mod m maka m│(a-b) yang berarti terdapat bilangan bulat k dengan km = a – b, sehingga a = b + km. Sebaliknya, jika terdapat bilangan bulat k dengan a = b + km, maka km = a - b. Sehingga m│(a-b), akibatnya a ≡ b mod m.
Untuk lebih jelasnya mengenai Teorema 1 diberikan contoh berikut.
Contoh
33 ≡ 6 mod 9 karena terdapat k = 3 sedemikian sehingga 33 = 6 + (3)(9).
Berikut ini diberikan suatu Lemma yang akan digunakan untuk membuktikan sifat kekongruenan selanjutnya.
Lemma (Rosen, 1993: 91)
Jika a, b dan k adalah bilangan bulat positif dengan a│bk dan gcd(a,b) = 1 maka a│k.
Bukti
Karena gcd(a,b) = 1 maka terdapat x dan y sehingga ax + by = 1. Perkalian kedua sisi persamaan dengan c diperoleh akx + bky = k. Jika a│a dan a│bk maka menurut Teorema 2 (pada pembahasan keterbagian), a membagi akx + bky, karena akx + bky adalah kombinasi linear dari a dan bk. Sehingga, a│akx + bky = a│k.
Sebagai ilustrasi dari Lemma diberikan Contoh berikut.
Contoh
Jika terdapat bilangan 3, 5 dan 6, maka 3│6 karena dan gcd(3,5) = 1.
Teorema 2 (Rosen, 1993: 122)
Jika a, b, k dan n adalah bilangan bulat sedemikian sehingga n > 0, gcd(k, n) = l dan ak ≡ (bk) mod n, maka a ≡ b mod (n/l).
Bukti
Jika ak ≡ (bk) mod n, maka n ⎸(ak-bk) = n ⎸k(a-b). Sehingga, terdapat bilangan bulat m dengan k(a-b) = mn. Kemudian kedua ruas dibagi dengan l maka diperoleh (k/l) (a-b) = m(n/l). Karena gcd(n/l,k/l) = 1, menurut Lemma di atas maka
n /l ⎸(a-b) sehingga a ≡ b mod (n/l).
Sebagai ilustrasi dari Teorema 2 diberikan Contoh berikut.
Contoh
Jika 50 ≡ 20 mod 15 dan gcd(10,15) = 5 maka 50/10 ≡ 20/10(mod 15/5) atau 5 ≡ 2 mod 3.
Teorema 3 (Rosen, 1993: 124)
Jika a, b, k, dan m adalah bilangan bulat positif sedemikian sehingga k > 0,m > 0, dan a ≡ b mod m, maka ak ≡ bk mod m.
Bukti
Karena a ≡ b mod m dan m ⎸(a-b) maka,
ak - bk = (a - b) (ak-1 + ak-2b + … + abk-2 + bk-1), sehingga (a – b) ⎸( ak - bk).
Sehingga menurut Teorema 1 maka m ⎸( ak - bk) . Jadi, ak ≡ bk mod m.
Untuk lebih jelasnya, diberikan Contoh berikut.
Contoh
Jika 5 ≡ 2 mod 3 menurut Teorema 3 maka 52 ≡ 22 mod 3.
Jika a dan m bilangan bulat dan gcd (a, m) = 1 maka dapat ditemukan balikan (invers) dari a modulo m. Definisi dari modulo invers sebagai berikut,
Definisi (Rosen, 1993: 155)
Diberikan suatu bilangan bulat a dengan gcd(a, m) = 1, maka invers dari a modulo m adalah x sedemikian sehingga
ax ≡ b mod m.
Untuk lebih jelasnya, diberikan Contoh 2 berikut.
Contoh
gcd(3, 8) = 1, maka invers dari 3 mod 8 adalah 3 sedemikian sehingga (3)(3)≡ 1 mod 8 .
Label:
Teori Bilangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
nice tutorial for students, and I like it so much. unfortunatelly, I'm not so smart in counting....he..he..he...
BalasHapusterimakasih... :) semoga bisa bermanfaat untuk belajar dan mengingat kembali tentang materi tersebut (sy juga sudah agak-agak lupa.. hehe...). ditunggu kritik, saran dan sharenya yang membangun...^_^
BalasHapus